ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN CIDERA KEPALA

Asuhan Keperawatan Anak Dengan Cidera Kepala - Untuk post kali ini artikel yang saya muat yaitu mengenai Asuhan Keperawan Anak Dengan Cidera Kepala, silahkan membacanya.



CEDERA KEPALA

Definisi

Cedera kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang tengkorak atau otak yang terjadi akibat injuri baik secara langsung maupun tidak langsung pada kepala.

Patofisiologi

·        Kranium merupakan struktur kuat yang berisi darah, jaringan otak dan cairan serebrospinal
·        Fungsi serebral tergantung pada adekuatnya nutrisi seperti oksigen, glukosa
·        Berat ringannya cedera kepala tergantung pada trauma cranium atau otak. Cedera yang dialami dapat gegar otak, memar otakatau laserasi, fraktur dan atau hematoma (injury vaskuler; epidural atau subdural hematoma)


  • Cedera kepala yang terjadi dapat berupa percepatan (aselerasi) atau perlambatan (deselerasi). Trauma dapat primer atau sekunder. Trauma primer adalah trauma yang langsung mengenai kepala saat kejadian. Sedangkan trauma sekunder merupakan kelanjutan dari trauma primer. Trauma sekunder dapat terjadi meningkatnya tekanan intrakranial, kerusakan otak, infeksi dan edema serebral.
  • Epidural hematoma merupakan injury pada kepala dengan adanya fraktur pada tulang tengkorak dan terdapat lesi antara tulang tengkorak dan dura. Perdarahan dapat meluas sehingga menekan serebral oleh karena adanya tekanan arteri yang tinggi. Gejalanya akan tampak seperti kebingungan atau kesadaran delirium, letargi, sukar untuk dibangunkan dan akhirnya bisa coma. Nadi dan nafas menjadi lambat, pupil dilatasi dan adanya hemiparise.
  • Subdural hematoma adalah cedera kepala dimana adanya rupture pembuluh vena dan perdarahan terjadi antara dura dan serebrum atau antara duramater dan lapisan arachnoid. Terdapat dua type yaitu subdural hematoma akut dan kronik. Bila akut dapat dikaitkan dengan kontusio atau laserasi yang berkembang beberapa menit atau jam. Manifestasi tergantung pada besarnya kerusakan pada otak dan usia anak, dapat berupa kejang, sakit kepala, muntah, meningkatnya lingkar kepala, iritabel dan perasaan mengantuk.
  • Serebral hematoma adalah merupakan perdarahan yang terjadi akibat adanya memar dan robekan pada serebral yang akan berdampak pada perubahan vaskularisasi sehingga dapat berakibat pada statisnya vaskularisasi, anoxia, dan dilatasi dan edema. Kemudian proses tersebut akan terjadilah herniasi otak yang mendesak ruang disekitarnya dan menyebabkan meningkatnya tekanan intracranial. Dalam jangka waktu 24-72 jam akan tampak perubahan statu neurologi.
  • Fraktur yang terjadi pada cedera kepala dapat berupa fraktur linier, fraktur depresi, fraktur basiler, fraktur compound (laserasi kulit dan fraktur tulang)

Komplikasi


  •  Hemorrhagic
  •  Infeksi
  • Edema
  •  Hernias


Etiologi


  • Kecelakaan; jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor atau sepeda, dan mobil. Kecelakaan pada saat olah raga, anak dengan ketergantungan, dan dapat terjadi pada anak yang cedera akibat kekerasan.

Manifestasi Klinis


  • Hilangnya kesadaran kurang dari 30 menit atau lebih
  • Kebingungan
  • Iritabel
  •  Pucat
  • Mual dan muntah
  • Pusing kepala
  • Terdapat hematoma
  • Kecemasan
  •  Sukar untuk dibangunkan
  • Bila fraktur, mungkin adanya cairan serebrospinal yang keluar dari hidung (rhinorrhea) dan telinga (otorrhea) bila fraktur tulang temporal


Penatalaksanaan Terapeutik'


  • Observasi 24 jam
  • Jika masih muntah sementara puasakan dulu
  • Berikan terapi intravena bila indikasi
  • Anak diistirahatkan atau tirah baring
  • Dapat diberikan prophylaksis bila indikasi
  • Pemberian obat-obat untuk vaskularisasi
  • Pemberian obat analgetik
  • Dan pembedahan bila indikasi

Penatalaksanaan Perawatan



Pengkajian


  • Pada saat melakukan pengkajian perhatikan hal penting; saat kejadian, tempat, bagaimana posisi saat kejadian, serangnnya, lamanya, faktor pencetus, adanya fraktur dan status kesadaran.
  • Status neurologis; perubahan kedadran, pusing kepala, vertigo, menurunnya reflex, malaise, kejang, iritabel, kegelisahan atau agitasi, pupil; ukuran, reflex terhadap cahaya. Hemiparesis, letargi, dan coma.
  •  Status gastrointestinal; mual-muntah
  • Status kardiopulmonal; kesukaran bernafas atau sesak, depresi nafas, nafas lambat, hipotensi, bradikardi

Diagnosa Keperawatan


  1. Risiko tidak efektif bersihkan jalan nafas dan tidak efektif pola nafas berhubungan dengan gagal nafas, adanya sekresi, gangguan fungsi pergerakan, dan meningkatnya tekanan intrakranial
  2. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan denga edema sereral dan peningkatan tekanan intracranial
  3. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan tirah baring dan menurunnya kesadaran
  4. Risiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah
  5. Risiko injury berhubungan dengan menurunnya kesadaran atau meningkatnya tekanan intrakranial
  6. Nyeri berhubungan dengan trauma kepala
  7. Risiko infeksi berhubungan dengan adanya injury
  8. Kecemasan orang tua anak berhubungan dengan kondisi penyakit akibat trauma kepala
  9. Risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi

Perencanaan


  1. Pola nafas dan bersihkan jalan nafas efektif yang ditandai dengan tidak ada sesak atau kesukaran bernafas, jalan nafas bersih, dan pernafasan dalam batas normal
  2. Perfusi jaringan serebral adekuat yang ditandai dengan tidak ada pusing hebat, kesadaran tidak menurun, dan tidak terdapat tanda-tanda peningkatan intrakranial.
  3. Kebutuhan sehari-hari anak terpenuhi yang ditandai dengan berat badan stabil atau tidak menunjukkan penurunan, tempt tidur bersih, tubuh anak bersih, tidak ada iritasi pada kulit, buang air besar dan kecil dapat dibantu.
  4. Tidak ditemukan tanda-tanda kekuranan volume cairan atau dehidrasi yang ditandai dengan membran mukosa lembab, integritas kulit baik, dan nilai elektrolit dalam batas normal
  5. Anak terbebas dari injury
  6. Anak akan merasa nyaman yang ditandai dengan anak tidak mengeluh nyeri,dan tanda-tanda vital dalam batas normal
  7. Anak akan terbebas dari infeksi yang ditandai dengan tidak ditemukan tanda dan gejala infeksi; suhu tubuh normal, tidak ada pus dari luka, lekosit dalam batas normal
  8. Anak dan orang tua akan menunjukkan rasa cemas berkurang yang ditandai dengan tdak geliasah dan orang tua dapat mengekspresikan perasaan tentang kondisi dan aktif dalam perawatan anak
  9. Tidak ditemukan tanda-tanda gangguan integritas kulit yang ditandai dengan kulit tetap utuh.

Implementasi

1.      Meningkatkan kepatenan jalan nafas dan pola nafas efektif

  • Kaji A, B, C
  • Kaji anak, apakah ada fraktur servikal dan vertebra. Bila ada hindari memposisikan kepala ekstensi dan hati-hati dalam mengatur posisi bila ada cedera vertebra
  • Pastikan jalan nafas tetap terbuka dan kaji adanya sekret. Bila ada sekret segera lakukan pengisapan lender
  • Kaji status pernafasan; kedalamannya, usaha dalam bernafas
  • Bila tidak ada fraktur servikal berikan posisi kepala sedikit ekstensi dan tinggikan 15-30 derajat
  • Pemberian oksigen sesuai program
  • Kaji tanda-tanda vital setiap 2-4 jam
  • Cegah adanya aspirasi oleh sekret dengan pengaturan posisi kepala miring ke samping untuk drainage

2.      Meningkatkan perfusi jaringan serebral

  • Tinggikan posisi kepala 15-30 derajat dengan posisi “midline” untuk menurunkan tekanan vena jugularis
  • Hindari hal-hal yag dapat meningkatkan peningkatan tekanan intrakranial; tekanan pada vena leher, pembalikan posisi dari samping ke samping, ini dapat menyebabkan kompresi pada vena leher. Fleksi atau hiperekstensi pada leher, rotasi kepala, valsava maneuver, rangsangan nyeri, prosedur (pengisapan lender atau suction perkusi)
  • Bila akan memiringkan anak, harus menghindari adanya tekukan pada anggota badan; fleksi. Jadi harus secara bersamaan.
  • Berikan pelembek tinja untuk mencegah adanya valsava maneuver
  • Hindari tangisan anak; lingkungan tenang, gunakan sentuhan terapeutik, hindari percakapan yang emosional
  • Pemberian obat-obat untuk mengurangi edema atau tekanan intracranial sesuai program; seperti mannitol
  • Pemberian terapi cairan intravena dan antisipasi kelebihan cairan karena dapat meningkatkan edema serebral
  • Monitor intake dan output
  • Buat jadwal untuk intervensi perawatan agar mengurangi gangguan yang dapat meningkatkan tekanan intracranial
  • Pemberian cairan hiperosmolar sesuai program
  • Monitor status neurologi; tingkat kesadaran, reflex
  • Lakukan kateterisasi bila indikasi
  • Lakukan pemasangan NGT bila indikasi untuk mencegah aspirasi dan pemenuhan nutrisi
  • Libatkan orangtua dalam perawatan anak dan jelaskan hal-hal yang dapat meningkatkan tekanan intrakranial

3.      Meningkatkan pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari

  • Bantu anak dalam memenuhi kebutuhan aktivitas; makan-minum, mengenakan pakaian, BAK dan BAB, membersihkan tempat tidur, dan kebersihan perseorangan
  • Berikan makanan via parenteral bila ada indikasi
  • Pantau intake dan output
  • Perawatan kateter bila terpasang
  • Kaji adanya konstipasi; bila perlu pemakaian pelembek tinja untuk memudahkan BAB
  • Libatkan orangtua dalam perawatan pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan demostrasikan, seperti bagaimana cara memandikan anak

4.      Meningkatkan status hidrasi

  • Kaji intake dan output
  • Kaji tanda-tanda dehidrasi; turgor kulit, membran mukosa dan ubun-ubun atau mata cekung dan output urine
  • Berikan cairan intravena sesuai program

5.      Menghindari terjadinya injury

  • Kaji status neurologi anak; perubahan kesdaran, kurangnya respon terhadap nyeri menurunnya reflex, perubahan pupil, aktivitas pergerakan menurun, dan kejang
  • Kaji tingkat kesadaran denga GCS (Glasgow Coma Scale)
  • Monitor tanda-tanda vital anak setiap jam atau sesuai protocol
  • Berikan istirahat antara intervensi atau pengobatan
  • Berikan analgetik sesuai program
  •  Pemberian obat diuretic; seperti mannitol

6.      Meningkatkan rasa nyaman
·        Kaji keluhan nyeri dengan menggunakan skala; catat lokasi nyeri, lamanya, serangannya, nadi meningkat, nafas cepat, atau lambat, berkeringat banyak
·        Mengatur posisi sesuai kebutuhan anak untuk mengurangi nyeri
·        Kurangi rangsangan
·        Pemberian obat analgetik sesuai program
·        Ciptakan suasana lingkungan yang nyaman termasuk tempat tidur
·        Berikan sentuha terpeutik
·        Lakukan distraksi; relaksasi

7.      Menghindari terjadinya infeksi
·        Kaji adanya drainage pada area luka
·        Monitor tanda-tanda vital; suhu
·        Lakukan perawatan luka dengan steril dan hati-hati
·        Kaji tanda-tanda dan gejala adanya meningitis, termasuk; kaku kuduk, iritabel, sakit kepala, demam, muntah dan kejang

8.      Mengurangi rasa cemas orang tua dan anak
·        Jelaskan pada anak dan orangtua tentang prosedur yang akan dilakukan; tujuannya
·        Anjurkan orangtua untuk selalu berada di samping anak
·        Anjurkan anak dan orangtua untuk mengekspresikan perasaan
·        Gunakan komunikasi terapeutik

9.      Menghindari terjadinya gangguan integritas kulit
·        Lakukan latihan pergerakan (ROM)
·        Pertahankan posisi postur tubuh yang sesuai
·        Rubah posisi setiap 2 jam sekali atau sesuai kebutuhan dan kondisi
·        Kaji area kulit; adanya lecet
·        Lakukan “back rub” setelah mandi di area yang potensial menimbulkan lecet dan pelan-pelan agar tidak menimbulkan nyeri

Perencanaan Pemulangan


  • Jelaskan tentang kondisi anak yang memerlukan perawatan dan pengobatan
  • Ajarkan orangtua untuk mengenal komplikasi, termasuk; menurunnya kesadaran, perubahan gaya berjalan, demam, kejang, sering muntah, dan perubahan bicara
  • Jelaskan tentang maksud dan tujuan pengobatan; efek samping dan reaksi
  • Ajarkan pada orangtua untuk menghindari injury bila kejang; penggunaan sudip lidah, mempertahankan jalan nafas selama kejang
  • Jelaskan dan ajarkan bagaimana memberikan stimulasi untuk aktivitas sehari-hari di rumah; kebutuhan, kebersihan personal, makan-minum, aktivitas bermain, dan latihan ROM bila anak mengalami gangguan mobilitas fisik
  •  Ajarkan bagaimana untuk mencegah injury; seperti menggunakan alat pengaman
  • Tekankan pentingnya kontrol ulang sesuai jadwal
  • Ajarkan pada orangtua bagaimana mengurangi peningkatan tekanan intrakranial


Demikian Asuhan Keperawatan Anak Dengan Cidera Kepala semoga bermanfaat.

Related Posts:

0 Response to "ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN CIDERA KEPALA"

Posting Komentar