Asuhan Keperawatan Klien dengan Sindrom Hipopituitari - Untuk artikel kali ini yang akan dibahas adalah mengenai asuhan keperawatan yang berkaitan dengan Sindrom Hipopituitari, simak saja langsung penjelasan lengkapnya di bawah ini:
1.
Penyebab/Etiologi
:
Primer :
Pembedahan pasca operasi, radiasi
bahan kimia, tumor (primer atau metastasis), infeksi, infiltrasi (sarkoidosis,
hemokromatosis, autoimun, iskemia (termasuk sindrom Sheehan), aneurisma
karotis, trombosis sinus kavemosus, trauma.
Sekunder
(disfungsi hipotalamus atau
gangguan pada tangkai hipotalamus) : tumor (termasuk kraniofaringioma),
infeksi, infiltrasi, radiasi, pembedahan, trauma.
2.
Manifestasi
klinis :
Kelemahan, mudah merasa fatigue, disfungsi seksual, kerontokan rambut ketiak dan pubis, hipotensi, kurang lebih perubahan lapangan pandang dan sakit kepala (apabila disebabkan oleh tumor pituitari non fungsional yang besar).
3.
Pemeriksaan
diagnostik :
Hormon kelenjar target rendag positif dan hormon tropik normal atau rendah
Penurunan ACTH : insufisiensi adrenal Pada gangguan adrenal
Penurunan TSH : hipotiroidisme sentralis pada gangguan tiroid
Penurunan PRL : tidak mampu menyusui
Penurunan faktor penghambat prolaktin (dopamin) dan (cat : dengan hipopituitarisme hipotalamik PRL)
Penurunan GH : risiko osteoporosis/Tulang keropos , kardiomiopati; didiagnosis dengan kegagalan GH dengan rangsangan yang sesuai (cont : hipoglikemia)
Penurunan FSH & LH
4.
Manifestasi
klinis :
Penurunan libido seksual, impotensi, amenore,
oligomenore, infertilitas/mandul
poliuria berat, hipernatremia
ringan kecuali Penurunan akses terhadap H2O
5.
Pemeriksaan
fisik :
kerontokan
rambut ketiak, bulu pubis dan rambut diseluruh tubuh.
6.
Pemeriksaan
diagnostik :
Penurunan
testosteron atau estradiol
7.
Penatalaksanaan
:
pergantian testosteron atau
estrogen berhubungan dengan koreksi penyebab yang mendasarinya.
Penurunan ADH (penyakit pada hipotalamus atau tangkai hipotalamus) : diabetes insipidus.
hipernatremia berat)
Penurunan ADH (penyakit pada hipotalamus atau tangkai hipotalamus) : diabetes insipidus.
hipernatremia berat)
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN SINDROM
HIPERPITUITARI
1.
Tumor
Pituitari
Prose terjadinya penyakit/Patofisiologi :
Adenoma kelebihan satu atau lebih hormon trofik apabila tumor bersifat fungsional, namun 30-40 %-nya bukan dan berpotensi terjadi defisiensi pada hormon-hormon trofik lainnya karena kompresi oleh makroadenoma.
Prose terjadinya penyakit/Patofisiologi :
Adenoma kelebihan satu atau lebih hormon trofik apabila tumor bersifat fungsional, namun 30-40 %-nya bukan dan berpotensi terjadi defisiensi pada hormon-hormon trofik lainnya karena kompresi oleh makroadenoma.
2.
Manifestasi
klinis :
terjadi karena sekresi hormon yang berlebihan
terjadi karena sekresi hormon yang berlebihan
3.
Konsekuensi
anatomik :
sakit
kepala, perubahan penglihatan, diplopia, neuropati kranialis.
4.
Pemeriksaan
lanjut :
Pemeriksaan MRI
Pemeriksaan MRI
Pemeriksaan
kadar hormone Penyakit Cushing (ACTH; 10-15 % adenoma)
PemeriksaanTSH;
sangat jarang,Peningkatan Hipertirodisme
sentralis
5.
Fisiologi
: PRL menginduksi laktasi dan menghambat GnRH dan penurunan FSH & LH
6.
Manifestasi
klinis : amenore, galaktore, infertilitas, Penurunan libido, impotensi.
7.
Pemeriksaan
diagnostik : Peningkatan PRL (pada kehamilan, hipotiroidisme, antipsikotik,
gagal ginjal, dan sirosis), lakukan pemeriksaan MRI untuk mengevaluasi tumor.
8.
Penatalaksanaan
: (apabila simtomatik atau makroadenoma)
Penatalaksanaan Medis : bromokriptin dengan angka keberhasilan 70-100 %, kabergolin dapat ditoleransi lebih baik.
Penatalaksaan Bedah : pembedahan transfenoidal apabila perkembangan tumor cepat atau terapi medis gagal
Penatalaksanaan Radiasi : apabila baik terapi medis maupun bedah telah gagal
Penatalaksanaan Medis : bromokriptin dengan angka keberhasilan 70-100 %, kabergolin dapat ditoleransi lebih baik.
Penatalaksaan Bedah : pembedahan transfenoidal apabila perkembangan tumor cepat atau terapi medis gagal
Penatalaksanaan Radiasi : apabila baik terapi medis maupun bedah telah gagal
9.
Fisiologi
: merangsang sekresi faktor pertumbuhan serupa-insulin 1 (IGF-1).
10.
Manifestasi
klinis : Peningkatan jaringan lunak, artralgia, pembesaran mandibula, sakit
kepala, carpal tunnel syndrome, makroglosia, suara parau, amenore, impotensi,
diabetes melitus, kardiomiopati, polip pada kolon.
11.
Pemeriksaan
diagnostik : pemeriksaan kadar GH secara acak tidak berguna karena bersifat
pulsatif Peningkatan somatomedin C (IGF-1); Peningkatan PRL, uji toleransi
glukosa oral GH tidak tersupresi.
12.
Penatalaksanaan
: pembedahan, oktreotid agonis dopamin, radiasi.
0 Response to "ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN SINDROM HIPOPITUITARI"
Posting Komentar