ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN CA MAMAE
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker payudara
merupakan salah satu jenis penyakit yang ditakuti oleh wanita karena penyakit
tersebut dapat menyebabkan hilangnya organ vital wanita. Kanker payudara juga
dapat menimbulkan komplikasi yang serius dan bahkan dapat berujung kematian.
Menurut UU Kesehatan
No.23 tahun 1992, sehat adalah suatu keadaan sejahtera badan jiwa dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi
(Mansjoer dkk, 2000). Masalah kematian ibu adalah masalah yang kompleks,
meliputi hal-hal non teknis seperti status wanita dan pendidikan (Saifuddin,
2002).
Menurut World Healt Organization (WHO), kanker payudara akan dialami wanita
sebanyak 8-9 % dalam hidupnya. Setiap tahun lebih dari 580.000 kasus baru
ditemukan diberbagai negara berkembang dan kurang lebih 372.000 pasien
meninggal karena penyakit tersebut.
Seorang wanita mempunyai peluang 7 % mengembangkan kanker payudara, 2,7 %
mengembangkan kanker usus, 2,3 % mengembangkan kanker leher rahim. Cara yang
paling meyakinkan untuk mengendalikan kanker dan membunuh indung semangnya
adalah, mendeteksinya sebelum tumbuh lebih lanjut. Asosiasi kanker Amerika
menekankan pentingnya deteksi awal kanker dan menasehati wanita untuk
berkonsultasi ke dokter dengan segera jika salah satu gejalanya muncul (Llewellyn,2005).
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Ca. Mamae merupakan penyakit keganasan yang paling
banyak menyerang wanita., disebabkan karena terjadinya pembelahan sel-sel tubuh
secara tidak teratur sehingga pertumbuhan sel tidak dapat dikendalikan dan akan
tumbuh menjadi benjolan tumor (kanker).
Kanker merupakan perubahan sel yang mengalami
pertumbuhan tidak normal. Peningkatan jumlah sel tak normal ini umumnya
membentuk benjolan yang disebut tumor atau kanker. Tidak semua tumor bersifat
kanker. Tumor yang bersifat kanker disebut tumor ganas, sedangkan yang bukan
kanker disebut tumor jinak. Tumor jinak berbentuk gumpalan lemak yang
terbungkus dalam suatu wadah yang menyerupai kantong, sel tumor jinak tidak
menyebar ke bagian lain pada tubuh penderita.
Menurut Beberapa Ahli
mengemukakan Bahwa:
- Ca. Mammae adalah neoplasma ganas dengan
pertumbuhan jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan
sekitarnya, tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat bermetastase ( Soeharto
Resko Prodjo, 1995)
- Ca. Mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan
sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel – sel normal,
berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah
(Lynda Juall Carpenito, 2000).
2.2 Etiologi
Sebab Keganasan pada Kanker Payudara belum jelas, Tapi
ada beberapa faktor yang berkaitan erat dengan munculnya keganasan pada
payudara yaitu: virus, faktor lingkungan, faktor hormonal dan Keturunan.
Berikut Beberapa penyebab yang bisa menandai Kanker Payudara:
- Wanita resiko
tinggi dari pada pria
- Usia: resiko
tertinggi pada usia diatas 30 tahun
- Riwayat keluarga:
ada riwayat keluarga Ca Mammae pada ibu/saudara perempuan
- Riwayat meanstrual
(Mendapat haid pertama pada usia sangat muda, atau terlambat mengalami
manapause)
- Riwayat kesehatan:
Pernah mengalami / sedang menderita otipical hiperplasia atau benign
proliverative yang lain pada biopsy payudara, Ca. endometrial.
- Menikah tapi tidak
melahirkan anak
- Riwayat
reproduksi: melahirkan anak pertama diatas 35 tahun.
- Tidak menyusui
- Menggunakan obat
kontrasepsi oral yang lama, penggunaan therapy estrogen
- Mengalami trauma
berulang kali pada payudara
- Terapi radiasi;
terpapar dari lingkungan yang terpapar karsinogen
- Life style: diet
tinggi lemak, mengkomsumsi alcohol (minum 2x sehari), merokok. tres hebat.
2.3 Patofisologi
Carsinoma mammae berasal dari
jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem duktal, mula – mula
terjadi hiperplasia sel – sel dengan perkembangan sel – sel atipik. Sel - sel
ini akan berlanjut menjadi carsinoma insitu dan menginvasi stroma. Carsinoma
membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa
yang cukup besar untuk dapat diraba ( kira – kira berdiameter 1 cm). Pada
ukuran itu kira – kira seperempat dari carsinoma mammae telah bermetastasis.
Carsinoma mammae bermetastasis dengan penyebaran langsung ke jaringan
sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah ( Price, Sylvia,
Wilson Lorrairee M, 1995 )
2.4 Gambaran Klinik
Menurut William Godson III. M. D
Kanker payudara kini mempunyai ciri fisik yang khas,
mirip pada tumor jinak, massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk bulat dan
elips . Kadang tak nyeri, kadang nyeri, adanya keluaran dari puting susu,
puting eritema, mengeras, asimetik, inversi, gejala lain nyeri tulang, berat
badan turun dapat sebagai petunjuk adanya metastase.
Gejala-gejala yang Menandakan Adanya Serangan Kanker
Payudara yang umum dapat dilihat dan dirasakan sendiri:
- Timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba
dengan tangan, makin lama benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak
beraturan
- Bentuk, ukuran atau berat salah satu payudara
berubah
- Timbul benjolan kecil dibawah ketiak
- Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari
puting susu
- Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk
- Bentuk atau arah puting berubah, misalnya puting
susu tertekan ke dalam
2.5 Perkembangan Kanker
Payudara
Stadium I (stadium dini.
Besarnya
tumor tidak lebih dari 2 – 2,25 cm, dan tidak terdapat penyebaran (metastase)
pada kelenjar getah bening ketiak. Pada stadium I ini, kemungkinan penyembuhan
secara sempurna adalah 70 %. Untuk memeriksa ada atau tidak metastase ke bagian
tubuh yang lain, harus diperiksa di laboratorium.
Stadium II.
Stadium II.
Tumor sudah
lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi metastase pada kelenjar getah bening
di ketiak. Pada stadium ini, kemungkinan untuk sembuh hanya 30 – 40 %
tergantung dari luasnya penyebaran sel kanker. Pada stadium I dan II biasanya
dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh bagian
penyebaran, dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada
lagi sel-sel kanker yang tertinggal.
Stadium III
Tumor sudah
cukup besar, sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh, dan kemungkinan untuk
sembuh tinggal sedikit. Pengobatan payudara sudah tidak ada artinya lagi.
Biasanya pengobatan hanya dilakukan penyinaran dan chemotherapie (pemberian
obat yang dapat membunuh sel kanker). Kadang-kadang juga dilakukan operasi
untuk mengangkat bagian payudara yang sudah parah. Usaha ini hanya untuk
menghambat proses perkembangan sel kanker dalam tubuh serta untuk meringankan
penderitaan penderita semaksimal mungkin.
2.6 Pencegahan Kanker payudara
- Hindari penggunaan BH yang terlalu ketat dalam
waktu lama.
- HIndari banyak merokok dan mengkonsumsi alkohol.
- Lakukan pemeriksaan payudara sendiri, setiap
bulan.
- Hindari terlalu banyak terkena sinar-x atau
jenis-jenis radiasi lainnya.
- Jaga kesehatan dengan mengkonsumsi buah-buahan
dan sayuran segar. Sebaiknya sering mengkonsumsi kedelai serta produk
olahannya, seperti tahu, tempe, dan susu kacang kedelai, sebab kedelai
mengandung phyto estrogen, yaitu genistein, yang bermanfaat untuk
mengurangi resiko terjadinya kanker payudara.
- Lakukan olahraga secara teratur.
- Hindari terlampau banyak makan makanan berlemak
tinggi.
- Atas stress dengan baik. phyto
estrogen, yaitu genistein, yang berma
2.7. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan labortorium meliputi:
Ø Morfologi sel darah
Ø LED
Ø Test fal marker (CEA) dalam serum/plasma
Ø Pemeriksaan sitologis
2.
Test diagnostik lain:
a.
Non invasive;
Ø Mamografi
Ø Ro thorak
Ø USG
b.
Invasif
Ø Biopsi, ada 2 macam tindakan menggunakan jarum dan 2 macam tindakan
pembedahan
Ø Aspirasi biopsy (FNAB)
Ø Dengn aspirasi jarum halus , sifat massa dibedakan antar kistik atau padat
Ø True cut / Care biopsy
Ø Dilakukan dengan perlengkapan stereotactic biopsy mamografi untuk memandu
jarum pada massa
Ø Incisi biopsy
Ø Eksisi biopsy
Hasil biopsi dapat digunakan selama 36 jam untuk dilakukan pemeriksaan
histologik secara froxen section
2.8 Komplikasi
Metastase
ke jaringan sekitar melalui
saluran limfe (limfogen) ke paru,pleura, tulang dan hati.
2.9 Penatalaksanaan Medis
Ada 2 macam yaitu
kuratif (pembedahan) dan paliatif (non pembedahan). Penanganan kuratif dengan pembedahan yang
dilakukan secara mastektomi parsial, mastektomi total, mastektomi radikal,
tergantung dari luas, besar dan penyebaran kanker. Penanganan
non pembedahan dengan penyinaran, kemoterapi dan terapi hormonal.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara, pengumpulan riwayat kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan laboratorium dan diagnostik, serta review catatan sebelumnya.
Langkah-langkah pengkajian yang sistemik adalah pengumpulan data, sumber data, klasifikasi data, analisa data dan diagnosa keperawatan.
Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara, pengumpulan riwayat kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan laboratorium dan diagnostik, serta review catatan sebelumnya.
Langkah-langkah pengkajian yang sistemik adalah pengumpulan data, sumber data, klasifikasi data, analisa data dan diagnosa keperawatan.
Pengumpulan
data
Data biografi /biodata
Meliputi identitas klien dan identitas penanggung antara lain : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
Riwayat keluhan
utama.
Riwayat keluhan utama meliputi : adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak, nyeri.
Riwayat keluhan utama meliputi : adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak, nyeri.
Riwayat
kesehatan masa lalu
Apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya.
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama .
Apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya.
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama .
Pengkajian
fisik meliputi :
Keadaan umum
Tingkah laku
BB dan TB
Pengkajian head to toe
Keadaan umum
Tingkah laku
BB dan TB
Pengkajian head to toe
Pemeriksaan
laboratorium :
Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit meningkat, trombosit meningkat jika ada penyebaran ureum dan kreatinin. Pemeriksaan urine, diperiksa apakah ureum dan kreatinin meningkat.
Tes diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita carsinoma mammae adalah sinar X, ultrasonografi, xerora diagrafi, diaphanografi dan pemeriksaan reseptor hormon.
Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit meningkat, trombosit meningkat jika ada penyebaran ureum dan kreatinin. Pemeriksaan urine, diperiksa apakah ureum dan kreatinin meningkat.
Tes diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita carsinoma mammae adalah sinar X, ultrasonografi, xerora diagrafi, diaphanografi dan pemeriksaan reseptor hormon.
Pengkajian pola
kebiasaan hidup sehari-hari meliputi :
Nutrisi
Kebiasaan makan, frekuensi makan, nafsu makan, makanan pantangan, makanan yang disukai, banyaknya minum. Dikaji riwayat sebelum dan sesudah masuk RS.
Nutrisi
Kebiasaan makan, frekuensi makan, nafsu makan, makanan pantangan, makanan yang disukai, banyaknya minum. Dikaji riwayat sebelum dan sesudah masuk RS.
Eliminasi
Kebiasaan BAB / BAK, frekuensi, warna, konsistensi, sebelum dan sesudah masuk RS.
Kebiasaan BAB / BAK, frekuensi, warna, konsistensi, sebelum dan sesudah masuk RS.
Istirahat dan
tidur
Kebiasaan tidur, lamanya tidur dalam sehari sebelum dan sesudah sakit.
Kebiasaan tidur, lamanya tidur dalam sehari sebelum dan sesudah sakit.
Personal
hygiene
1. Frekuensi mandi dan menggosok gigi dalam sehari
2. Frekuensi mencuci rambut dalam seminggu
3. Dikaji sebelum dan pada saat di RS
1. Frekuensi mandi dan menggosok gigi dalam sehari
2. Frekuensi mencuci rambut dalam seminggu
3. Dikaji sebelum dan pada saat di RS
Identifikasi
masalah psikologis, sosial dan spritual :
Status
psikologis
Emosi biasanya cepat tersinggung, marah, cemas, pasien berharap cepat sembuh, merasa asing tinggal di RS, merasa rendah diri, mekanisme koping yang negatif.
Status sosial
Merasa terasing dengan akibat klien kurang berinteraksi dengan masyarakat lain.
Kegiatan keagamaan
Klien mengatakan kegiatan shalat 5 waktu berkurang.
Emosi biasanya cepat tersinggung, marah, cemas, pasien berharap cepat sembuh, merasa asing tinggal di RS, merasa rendah diri, mekanisme koping yang negatif.
Status sosial
Merasa terasing dengan akibat klien kurang berinteraksi dengan masyarakat lain.
Kegiatan keagamaan
Klien mengatakan kegiatan shalat 5 waktu berkurang.
Analisa Data
Merupakan proses intelektual yang merupakan kemampuan pengembangan daya pikir yang berdasarkan ilmiah, pengetahuan yang sama dengan masalah yang didapat pada klien.
Merupakan proses intelektual yang merupakan kemampuan pengembangan daya pikir yang berdasarkan ilmiah, pengetahuan yang sama dengan masalah yang didapat pada klien.
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
1. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
Perencanaan
Perencanaan keperawatan adalah pengembangan dari pencatatan perencanaan perawatan untuk memenuhi kebutuhan klien yang telah diketahui.
Pada perencanaan meliputi tujuan dengan kriteria hasil, intervensi, rasional, implementasi dan evaluasi.
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor
Ditandai dengan :
DS : – Klien mengeluh nyeri pada sekitar payudara sebelah kiri menjalar kekanan.
DO : – Klien nampak meringis
– Klien nampak sesak
– Nampak luka di verban pada payudara sebelah kiri
Tujuan : Nyeri teratasi.
Kriteria Hasil :
Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang
Nyeri tekan tidak ada
Ekspresi wajah tenang
Luka sembuh dengan baik
Perencanaan keperawatan adalah pengembangan dari pencatatan perencanaan perawatan untuk memenuhi kebutuhan klien yang telah diketahui.
Pada perencanaan meliputi tujuan dengan kriteria hasil, intervensi, rasional, implementasi dan evaluasi.
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor
Ditandai dengan :
DS : – Klien mengeluh nyeri pada sekitar payudara sebelah kiri menjalar kekanan.
DO : – Klien nampak meringis
– Klien nampak sesak
– Nampak luka di verban pada payudara sebelah kiri
Tujuan : Nyeri teratasi.
Kriteria Hasil :
Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang
Nyeri tekan tidak ada
Ekspresi wajah tenang
Luka sembuh dengan baik
Intervensi :
1) Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri yang dirasakan oleh klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk intervensi selanjutnya.
2) Beri posisi yang menyenangkan.
Rasional : Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk rileks/istirahat secara efektif dan dapat mengurangi nyeri.
3) Anjurkan teknik relaksasi napas dalam.
Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan memperlancar sirkulasi O2 ke seluruh jaringan.
4) Ukur tanda-tanda vital
Rasional : Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan adanya peningkatan nyeri.
5) Penatalaksanaan pemberian analgetik
Rasional : Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri sehingga dapat nyeri tidak dipersepsikan.
1) Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri yang dirasakan oleh klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk intervensi selanjutnya.
2) Beri posisi yang menyenangkan.
Rasional : Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk rileks/istirahat secara efektif dan dapat mengurangi nyeri.
3) Anjurkan teknik relaksasi napas dalam.
Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan memperlancar sirkulasi O2 ke seluruh jaringan.
4) Ukur tanda-tanda vital
Rasional : Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan adanya peningkatan nyeri.
5) Penatalaksanaan pemberian analgetik
Rasional : Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri sehingga dapat nyeri tidak dipersepsikan.
2. Gangguan
mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
Ditandai dengan :
DS :
Klien mengeluh sakit jika lengan digerakkan.
Klien mengeluh badan terasa lemah.
Klien tidak mau banyak bergerak.
DO :
Klien tampak takut bergerak.
Tujuan : Klien dapat beraktivitas
Kriteria Hasil :
Klien dapat beraktivitas sehari – hari.
Peningkatan kekuatan bagi tubuh yang sakit.
Ditandai dengan :
DS :
Klien mengeluh sakit jika lengan digerakkan.
Klien mengeluh badan terasa lemah.
Klien tidak mau banyak bergerak.
DO :
Klien tampak takut bergerak.
Tujuan : Klien dapat beraktivitas
Kriteria Hasil :
Klien dapat beraktivitas sehari – hari.
Peningkatan kekuatan bagi tubuh yang sakit.
Intervensi :
1) Latihan rentang gerak pasif sesegera mungkin.
Rasional : Untuk mencegah kekakuan sendi yang dapat berlanjut pada keterbatasan gerak.
2) Bantu dalam aktivitas perawatan diri sesuai keperluan
Rasional : Menghemat energi pasien dan mencegah kelelahan.
3) Bantu ambulasi dan dorong memperbaiki postur.
Rasional : Untuk menghindari ketidakseimbangan dan keterbatasan dalam gerakan dan postur.
1) Latihan rentang gerak pasif sesegera mungkin.
Rasional : Untuk mencegah kekakuan sendi yang dapat berlanjut pada keterbatasan gerak.
2) Bantu dalam aktivitas perawatan diri sesuai keperluan
Rasional : Menghemat energi pasien dan mencegah kelelahan.
3) Bantu ambulasi dan dorong memperbaiki postur.
Rasional : Untuk menghindari ketidakseimbangan dan keterbatasan dalam gerakan dan postur.
3. Kecemasan
berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
Ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakan takut ditolak oleh orang lain.
Ekspresi wajah tampak murung.
Tidak mau melihat tubuhnya.
DO :
Klien tampak takut melihat anggota tubuhnya.
Tujuan : Kecemasan dapat berkurang.
Kriteria Hasil :
Klien tampak tenang
Mau berpartisipasi dalam program terapi
Ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakan takut ditolak oleh orang lain.
Ekspresi wajah tampak murung.
Tidak mau melihat tubuhnya.
DO :
Klien tampak takut melihat anggota tubuhnya.
Tujuan : Kecemasan dapat berkurang.
Kriteria Hasil :
Klien tampak tenang
Mau berpartisipasi dalam program terapi
Intervensi :
1) Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya.
Rasional : Proses kehilangan bagian tubuh membutuhkan penerimaan, sehingga pasien dapat membuat rencana untuk masa depannya.
2) Diskusikan tanda dan gejala depresi.
Rasional : Reaksi umum terhadap tipe prosedur dan kebutuhan dapat dikenali dan diukur.
3) Diskusikan tanda dan gejala depresi
Rasional : Kehilangan payudara dapat menyebabkan perubahan gambaran diri, takut jaringan parut, dan takut reaksi pasangan terhadap perubahan tubuh.
4) Diskusikan kemungkinan untuk bedah rekonstruksi atau pemakaian prostetik.
Rasional : Rekonstruksi memberikan sedikit penampilan yang lengkap, mendekati normal
1) Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya.
Rasional : Proses kehilangan bagian tubuh membutuhkan penerimaan, sehingga pasien dapat membuat rencana untuk masa depannya.
2) Diskusikan tanda dan gejala depresi.
Rasional : Reaksi umum terhadap tipe prosedur dan kebutuhan dapat dikenali dan diukur.
3) Diskusikan tanda dan gejala depresi
Rasional : Kehilangan payudara dapat menyebabkan perubahan gambaran diri, takut jaringan parut, dan takut reaksi pasangan terhadap perubahan tubuh.
4) Diskusikan kemungkinan untuk bedah rekonstruksi atau pemakaian prostetik.
Rasional : Rekonstruksi memberikan sedikit penampilan yang lengkap, mendekati normal
DAFTAR PUSTAKA
Doenges M., (2000), Rencana
Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta
Dixon M., dkk, (2005), Kelainan Payudara, Cetakan I, Dian Rakyat, Jakarta.
Mansjoer, dkk, (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jakarta.
Sjamsuhidajat R., (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta
Tapan, (2005), Kanker, Anti Oksidan dan Terapi Komplementer, Elex Media Komputindo, Jakarta
Dixon M., dkk, (2005), Kelainan Payudara, Cetakan I, Dian Rakyat, Jakarta.
Mansjoer, dkk, (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jakarta.
Sjamsuhidajat R., (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta
Tapan, (2005), Kanker, Anti Oksidan dan Terapi Komplementer, Elex Media Komputindo, Jakarta
0 Response to "ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN CA MAMAE"
Posting Komentar