HYPOSPADIA DAN EPISPADIA
A. Definisi
Epispadia adalah suatu kelainan bawaan
berupa tidak adanya dinding uretra sebelah atas atau letak susunan dorsal pada
meatus uretra. Sedangkan hypospadia adalah merupakan congenital anomali yang
mana uretra bermuara pada sisi bawah penis atau perineum.
B.
Patofisiologi
·
Hypospadia
dan epispadia terjadi karena tidak lengakpnya perkembangan uretra dalam utero
·
Paling
umum pada hypospadia adalah lubang uretra bermuara pada tempat frenum,
sedangkan frenumnya tidak terbentuk, tempat normalnya meatus urinarius ditandai
pada glans penis sebagai celah buntu
·
Hipospadia
di mana lubang uretra terletak pada perbatasan penis dan skrotum, ini dapat
berkaitan dengan chordee congenital.
·
Epispadia
terbukanya uretra di sebelah ventral. Kelainan ini dapat meliputi leher kandung
kemih (epispadia total) atau hanya uretra (epispadia parsial).
·
Epispadia
di mana lubang uretra terdapat pada permukaan dorsum penis, dan tampak sebagai
celah atau alur tanpa tutup.
·
Epispadia
parsialis dimana muara uretra terdapat di sebelah atas dan dibelakang glans
penis, permukaan dorsal penis biasanya bertakik sampai ujungnya tetapi lubang
uretra dapat berakhir pada corona atau disebelah proksimalnya.
·
Extrophy
kandung kemih merupakan hasil dari kegagalan dinding abdominal untuk membentuk
bagian bawah umbilicus atau di bagian simpisis pubis dan struktur yang
membatasi termasuk dinding ventral
pada kandung kemih ( uretra menyatu dengan dinding simpisis pubis ). Sehingga
saluran perkemihan bagian bawah terbuka dan tampak lubang uretra yang kemerahan
melalui dinding abdomen.
C.
Komplikasi
·
Infertility
·
Risiko
Hernia Inguinal
·
Gangguan
psikososial
D.
Etiologi
·
Penyebab
yang jelas belum diketahui
·
Dapat
dihubungkan dengan faktor genetik, lingkungan atau pengaruh hormonal
E.
Manifestasi Klinis
· Terbuka urethral pada saat lahir,
posisi ventral atau dorsal
· Adanya chordee (penis melengkung ke
bawah) dengan atau tanpa ereksi
F.
Pemeriksaan Diagnostik
·
Pemeriksaan
fisik
G.
Penatalaksanaan Terapeutik
·
Pembedahan
epispadia perbaikannya fokus pada rekonstruksi leher bladder
·
Pemasangan
kateter, tujuan pembedahan; membuat normal fungsi perkemihan, fungsi sexual,
dan perbaikan untuk kosmetik pada penis
Penatalaksanaan
Perawatan
H.
Pengkajian
·
Pemeriksaan
genitalia
·
Palpasi
abdomen untuk melihat distensi baldder atau pembesaran pada ginjal
·
Kaji
fungsi perkemihan
·
Adanya
lekukan pada ujung penis
·
Melengkungnya
penis ke bawah dengan atau tanpa ereksi
·
Terbukanya
urethral pada ventral ( hypospadias ) atau dorsal (epispadias )
·
Pengkajian
setelah pembedahan; pembengkakan penis, perdarahan, dysuria, drainage
I.
Diagnsa Keperawatan
1. Kurangnya pengetahuan orangtua
berhubungan dengan diagnosa, prosedur pembedahan, dan perawatan setelah operasi
2. Risiko infeksi berhubungan dengan
pemasangan kateter
3. Nyeri berhubungan dengan pembedahan
4. Kecemasan orangtua berhubungan dengan
prosedur pembedahan
5. Risiko injury berhubungan dengan
pemasangan kateter atau pengangkatan kateter
J.
Perencanaan
1. Orang tua memahami tentang hypospadia
dan epispadia dan alasan pembedahan, serta orangtua akan aktif dalam perawatan
setelah operasi
2. Anak akan bebas dari infeksi dengan
ditandai analisa urine normal, dan temperature tubuh dibawah 37,8⁰C
3. Anak akan merasa nyaman yang ditandai
dengan tidak ada tangisan, kegelisahan dan tidak ada ekspresi nyeri
4. Rasa cemas orangtua menurun yang
ditandai dengan mengekspresikan perasaaan tentang adanya kecacatan pada
genitalia anak
5. Anak akan bebas dari injury yang
ditandai dengan pemasangan kateter tetap bertahan hingga dilepas oleh dokter
atau perawat
K.
Implementasi
1. dan 4. Memberikan pengajaran dan
penjelasan pada orangtua sebelum operasi tentang prosedur pembedahan, perawatan
setelah operasi, pengukuran tanda-tanda vital, pemasangan kateter
· Kaji tingkat pemahaman orangtua
· Gunakan gambar-gambar atau boneka untuk
menjelaskan prosedur, pemasangan kateter menetap, mempertahankan kateter, dan
perawatan kateter, pengosongan kantong urine, keamanan kateter, monitor urine;
warna dan kejernihan, dan perdarahan
· Jelaskan tentang pengobatan yang
diberikan; efek samping dan dosis serta waktu pemberian
· Ajarkan untuk ekspresi perasaan dan
perhatian tentang kelainan pada penis
· Ajarkan orangtua untuk partisipasi
dalam perawatan sebelum dan sesudah operasi (pre dan post)
2. Mencegah infeksi
· Pemberian air minum yang adekuat
· Monitor intake dan output (pemasukan
dan pengeluaran )
· Kaji gaya gravitasi urine atau berat
jenis urine
· Monitor tanda-tanda vital
· Kaji urine, drainage, purulen, bau,
warna
· Gunakan teknik aseptic untuk perawatan
kateter
· Pemberian antibiotik sesuai program
3. Meningkatkan rasa nyaman
· Pemberian analgetik sesuai program
· Perhatikan setiap saat yaitu posisi
kateter tepat atau tidak
· Monitor adanya “kink-kink” (tekukan pada kateter) atau kemacetan
· Pengaturan posisi tidur anak sesuai
kebutuhannya
5. Mencegah injury
· Pastikan kateter pada anak terbalut
dengan benar dan tidak lepas
· Gunakan “restrain” atau pengaman yang
tepat pada saat anak tidur atau gelisah
· Hindari alat-alat tenun atau yang
lainnya yang dapat mengkontaminasi kateter dan penis
L.
Perencanaan Pemulangan
·
Ajarkan
tentang perawatan kateter dan pencegahan infeksi dengan disimulasikan
·
Jelaskan
tanda dan gejala infeksi saluran kemih dan lapor segera ke dokter atau perawat
·
Jelaskan
pemberian obat antibiotik dan tekankan untuk control ulang (follow up)
0 Response to "ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN HIPOSPADIA"
Posting Komentar