ASUHAN KEERAWATAN KLIEN DENGAN EKSPRESI MARAH





A.    Konsep Marah
1.      Pengertian
Kemarahan adalah suatu emosi yang terentang mulai dari iribilitas sampai agresifitas yang dialami oleh semua orang, biasanya, kemarahan adalah reaksi terhadap stimulus yang tidak menyenangkan atau mengancam (Widya Kusuma, 1992).
Kemarahan adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman (Stuart dan Sudden. 1987).
2.      Rentang respon kemarahan
a.     Assertion; kemarahan atau rasa tidak setuju yang dinyatakanatau diungkapkan tanpa menyakiti orang lain akan memberikan kelegaan pada individu dan tidak akan menimbulkan masalah.
b.     Frustasi; respon yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan karena yang  tidak realistis atau hambatan dalam proses pencapaian tujuan. Dalam keadaan ini tidak ada alternative lain. Selanjutnya individu merasa tidak mampu mengungkapkan perasaan dan terlihat pasif.
c.     Pasif; individu tidak mampu mengungkapkan perasaannya, klien tampak pemalu, pendiam, sulit diajak bicara karena rendah diri dan merasa kurang mampu.
d.     Agresif; prilaku yang menyertai marahdan merupakan dorongan untuk bertindak dalam bentuk destruktif dan masih terkontrol , perilaku yang tampak dapat berupa: muka masam, bicara kasar, menuntut, kasar disertai kekerasan.
e.     Ngamuk; perasaan marah dan bermusuhan kuat disertai kehilangan control diri. Individu dapat  merusak diri sendiri orang lain dan lingkungan.
3.      Proses kemarahan
Respon terhadap marah dapat diungkapkan melalui 3 cara yaitu :
a.     Mengungkapkan secara verbal
b.     Menekan
c.     Menantang

B.      Peran perawat pada klien marah
1.      Pengkajian
a.     Aspek bioogis
Respon fisiologis muncul karena kegiatan system syaraf otonom bereaksi terhadap sekresi epinefrin, sehingga tekanan darah meningkat, tachikardi, wajah merah, pupil melebar, dan frekwensi pengeluaran urine meningkat.
b.     Aspek emosional
Individu yang marah merasa tidak nyaman, merasa tidak berdaya, jengkel, frustasi, dendam, ingin berkelahi, ngamuk, bermusuhan, sakit hati, menyalahgunakan dan menuntut.
c.     Aspek Intelektual
Sebagian besar pengalaman kehidupan individu didapatkan melalui proses intelektual.
d.     Aspek Sosial
Merupakan interaksi social, budaya, konsep rasa percaya dan ketergantungan. Emosi marah sering merangsang kemarahan dari orang lain.
e.     Aspek spiritual
Kepercayaan, nilai dan moral, mempengaruhi ungkapan individu yang marah.

2.      Diagnosa Keperawatan
a.     Kesulitan mengungkapkan kemarahan tampa menyakiti orang lain s.d tidak mengetahui cara ungkapan yang dapat diterima, dimanifestasikan dengan marah disertai suara keras pada orang sekitar.
b.     Gangguan komunikasi s.d perasaan marah terhadap situasi dan pelayanan yang diterimanyadan dimanifestasikan dengan menghina atau menyalahkan perawat.
c.     Penyesuaian yang tidak efektif s.d tidak mampu mengkonfrontasikan kemarahan, dimanifestasikan dengan mengungkapkan kata-kata kasar berlebihan.
d.     Penyesuaian yang tidak efektif s.d penolakan rasa marah yang dimanifestaksikan dengan kata-kata
e.     Mempenyai potensi untuk mengamuk pada orang lain s.d keinginan yang bertolak belakang dengan perawatan dirumah sakit, dimanifestasikan dengan menolak mengikuti peraturan rumah sakit dan ingin memukul orang lain.
f.        Mempunyai potensi untuk mengamuk pada orang lain s.d fungsi control otak yang terganggu akibat adanya gangguan neurologis otak yang dimanifestasikan dengan bingung dan hipersensitif terhadap rangsangan interpersonal.
g.     Kekuatan marah yang berkepanjangan s.d diagnose baru, situasi baru dan informasi yang kurang.

3.      Intervensi & Implementasi
a.     Kesadaran diri merawat
b.     Batasan ungkapan marah ; menyatakan harapan pada klien dengan cara yang positif, membantu klien membantu mengali alasan dan maksud tingkah laku klien, bersama klien menetapkan alternative cara mengungkapkan marah.
c.     Control terhadap kekerasan
d.     Aspek biologis, memberikan cara menyalurkan energy kemarahan.
e.     Aspek emosional, membantu klien mengenal kemarahanya.
f.        Aspek intelektual, menghadapi intensitas kemarahan, mendorong ungkapan rasa marah, membuat kontak fisik dll.

4.      Evaluasi
a.     Bagaimana perasaan klien tentang pengalamannya?
b.     Bagaimana respon orang lain terhadapanya?
c.     Apakah ada kesempatan konfrontasi baginya?
Focus evaluasi adalah; cara ungkapan marah, ketepatan marah, kesesuaian objek, kesamaan derajat, ungkapan marah dengan factor pencetus dan kesadaran klien terhadap proses yang dialami, sehingga jika fase marah telah selesai klien dapat melalui jika fase berikut sampai dapat menerima keadaan penyakitnya dan dapat menggunakan penyesuaian yang efektif.
5.      Fungsi positif marah.
a.     Fungsi energy                       : marah dapat meningkatkan energy
b.     Fungso eksresi                      : ekspesi marah yang aseratif- sehat
c.     Self promotions fuction      : marah untuk menunjukan harga diri
d.     Fungsi defensive                  : kemarahan merupakan pertahan ego
e.     Potentianing function         : kemarahan dapat meningkatkan potensi
f.        Fungsi diskriminasi                : membedakan ekpresi seseorang. Marah, sedih atau gembira.


Related Posts:

0 Response to "ASUHAN KEERAWATAN KLIEN DENGAN EKSPRESI MARAH"

Posting Komentar