A.
DEFINISI
Disebut juga sebagai Reactive
air way disease (RAD), adalah suatu penyakit obstruksi pada jalan nafas secara
reversible yang ditandai dengan broncospasme, inflamasi dan peningkatan reaksi
jalan nafas teradap berbagai stimulant.
B.
PATOFISIOLOGI
1. Asma pada anak terjadi adanya
penyempitan pada jalan nafas dan hiperaktif dengan respon terhadap bahan
iritasi dan stimulus lain.
2. Dengan adanya bahan iritasi
atau allergen otot otot bronkus menjadi spasme dan zat antibody tubuh muncul
(Immunoglobulin E atau IgE) dengan adanya alergi. IgE dimunculkan pada reseptor
sel mast yang menyebabkan pengeluaran histamine dan zat mediator lainnya.
Mediator tersebut akan memberikan gejala astma.
3. Reseptor asma terjadi dalam 3
tahap; pertama tahap immediate yang ditandai dengan bronkokontriksi (1-2 Jam),
tahap delayed dimana 5 jam lebih lama, tahap late yang ditandai dengan
peradangan dan hiperreponsif jalan nafas beberapa minggu atau bulan.
4. Asma juga dapat terjadi karena
factor pencetusnya karena latihan, kecemasan, dan udara dingin.
5. Selama serangan asmatik,
bronkiolus menjadi meradang dan peningkatan sekresi mokus, hal ini menyebabkan
lumen jalan nafas menjadi bengkak, kemudian meningkatkan resistensi jalan nafas
dan dapat menimbulkan distress pernafasan.
6. Anak yang mengalami asma mudah
untuk inhalasi dan sukar dalam ekshalasi karena edema pada jalan nafas. Dan ini
menyebabkan hiperinflasi pada alveoli dan perubahan pertukaran gas. Jalan nafas
menjadi obstruksi yang kemudian tidak adekuat ventilasi dan saturasi O2,
sehingga terjadi penurunan pO2 (Hypoxia). Selama serangan asmatik, CO2 tertahan
dengan meningkatnya resistensi terhadap jalan nafas selama ekspirasi, dan
menyebabkan acidosis respiratory dan hypercapnea. Kemudian system pernafasan
akan mengadakan kompensasi dengan meningkatkan pernafasan (tachipnea),
kompensasi tersebut menimbulkan hiperventilasi dan dapat menurunkan kadar CO2
dalam darah (Hypocapnea).
C.
KOMPLIKASI
-
Mengancam
pada gangguan keseimbangan asam basa dan gagal nafas.
-
Chronic
persistent bronchitis
-
Bronciolitis
-
Pneumonia
-
Empysema
D.
ETIOLOGI
-
Factor
ektrisik; reaksi antigen-antibody; karena inhalasi allergen (Debu,
serbuk-serbuk dan bulu binatang).
-
Faktor
intrisik; infeksi: para influenza virus, pneumonia, mycoplasmal. Kemudian dari
fisik; cuaca dingin, perubahan temperature. Iritan; kimia. Polusi udara (CO)
asap rokok dan parfum. Emosional; takut, cemas, dan tegang. Aktifitas yang
berlebihan juga dapat menjadi factor pencetus.
E.
MANIFESTASI
KLINIS
-
Wheezing
-
Dyspnea
dengan lama ekspirasi, penggunaan otot otot asesori pernafasan, cuping hidung,
retraksi dada, dan stridor.
-
Batuk
kering (tidak produktif) karena secret kentaldan lumen jalan nafas sempit
-
Thacypnea,
orthonea
-
Gelisah
-
Diaphoresis
-
Nyeri
abdomen karena terlibatnya otot abdomen dalam pernafasan
-
Fatigue
-
Tidak
toleran terhadap aktifitas, makan, bermain, berjalan, bahkan bicara
-
Kecemasan,
labil dan perubahan tingka laku kesadaran
-
Meningkatnya
ukuran diameter anteroposterior (barrel chest)
-
Serangan
yang tiba tiba atau berangsur-angsur
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
-
Riwayat
penyakit dan pemeriksaan fisik
-
Foto
rotgent
-
Pemeriksaan
fungsi paru, menurunya tidal volume, kapasitas vital, eosinofil biasanya
meningkat dalam darah dan sputum.
-
Pemeriksaan
alergi (radioallergosorbert test; RAST)
-
Pulse
oxymetri
-
Analisa
gas darah
G. PENATALAKSANAAN TERAPEUTIK
-
Serangan
akut dengan oksigen nasal atau masker
-
Terapi
cairan parenteral
-
Terapi
pengobatan sesuai program (beta 2 – agonist untuk mengurangi bronkospasme)
-
Albuterol (proventil,
ventolin)
Dengan
pemberian O2, dosis oral : 0,1 mg/kg setiap 8 jam
Nebulizer
; 0,15 mg/kg perdosis dalam 2 ml
Norma
salin; inhalasi 1 atau 2 isapan setiap 4 – 6 jam efeknya tachycardia,
palpitasi, pusing kepala, mual, disrytmia, tremor, hipertensi dan insomnia.
-
Intervensi
keperawatan; jelaskan pada orang tua tentang efek samping dan cara melakukan
nebulizer dan fisioterapi dada.
-
Terbutalin;
Dosis
usia 2-6 tahun; 0,15 mg/kg 3 x sehari (tidak lebih dari 5 mg/kg/hari);
6-14
tahun; 2 mg/kg 3x sehari (tidak leih dari 24 mg/hari)
14
tahun dan dewasa; 2-6 mg/kg 3x sehari atau 4x sehari (tidak lebih dari 32 mg
perhari)
Inhalasi;
1 atau 2 isapan setiap 4-6 jam;
Nebulizer;
0,5-1,5 mg setiap 4-6 jam.
Efek
samping; tachycardia, pusing kepala,tremor, mual dan imsomnia.
Intervensi
keperawatan; monitor efek samping dan ajarkan pada orang tua prinsip pemberian
pengobatan.
-
Meteprotenol (alupen,
metaprel);
Dosis;
0,3-0,5 mg/kg perdosis setiap 6-8 jam; maksimum 20 mg/dosis.
Efek
samping; tachycardia, palpitasi, hipertensi, tremor, lemah, pusing kepala,
mual, muntah, mulut terasa tidak enak.
-
Bronkodilator
Dilatasi
bronkus dan bronkiolus, mengurangi bronkospasme, dan meningkatkan bersihan
jalan nafas.
-
Theoppiline ethilenediamine
(amynophilene)
-
Dosis,
pada klien tanpa thopiline. Dosis 6 mg/kg dan melalui intravena; usia 6-9
bulan; 0.1-1,2 mg/kg/jam
Usia
9-12 tahun, 0,9-1,0 mg/kg/jam
Usia
12-16 tahun; 0,6-0,7 mg/kg/jam
-
Pemberian
dengan melalui cairan intravena jangan lebih dari 25 mg/menit
H. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1.
Pengkajian
·
Riwayat
asma
·
Kaji
pengetahuan anak dan orang tua
·
Fase
akut, TTV, pernafasan, retraksi dada
·
Riwayat
psikososial
I.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.
Gangguan
pertukaran gas, tidak efektifan jalan nafas, dan tidak efektif pola nafas b.d
bronkospasme,edema mucosal, dan meningkatnya secret.
2.
Fatigue
b.d hypoxia dan meningkatnya usaha nafas.
3.
Kecemasan
b.d distrees pernafasan
4.
Resiko
kurang cairan b.d meningkatnya pernafasan dan menurunya intake cairan
5.
Perubahan
proses keluarga b.d kondisi kronik
6.
Kurang
pengetahuan b.d proses penyakit dan pengobatan.
J.
PERENCANAAN
1.
Anak
tidak menunjukan ganguan ketidaseimbangan asam basa yang ditandai dengan
saturasi O2 lebih kurang 95%.
2.
Anak
tidak tampak fatigue yang ditandai dengan tidak iratabel, dapat berpartisipasi
dan aktifitas yang sesuai dengan kondisi.
3.
Kecemasan
meurun ditandai dengan anak tenang dan dapat mengekpresikan perasaannya
4.
Satuan
hidrasi adekuat ditandai dengan turgor kulit elastic, membrane mukosa lembab
5.
Orang
tua memahami proses penyakit
K. IMPLEMETASI
1.
Mempertahankan
pertukaran gas yang adekuat dan pembersihan jalan nafas
2.
Memberikan
istirahat yang cukup, mencegah hypoxia dan mengurangi kerja berat pernafasan.
3.
Memberikan
lingkungan yang tenang dan mengurangi kecemasan anak
4.
Memberikan
hidrasi yang adekuat
5.
Mengkaji
proses koping keluarga
6. Memberikan informasi tentang
proses penyakit, perawatan dan pengobatan.
L. PERENCANAAN PEMULANGAN
1.
Jelaskan
proses penyakit menggunakan gambar gambar atau phantom
2.
Fokuskan
pada perawatan mandiri dirumah
3.
Hindari
factor pemicu; kebersihan, debu, bulu dll
4.
Ajarkan
penggunaan nebulizer
5.
Ajarkan
strategi kontrl pernafasan
6.
Intake
cairan da nutrisi adekuat.
-
0 Response to "ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN ASMA"
Posting Komentar